Tips Aman Ibu Tidur Bersama Bayi
Assalamu'alaikum Wr.Wb. Pembaca blog De Isa. Apa kabar semuanya ? smoga dalam keadaan sehat semua. Saat ini aku masih di rumah Eyang di Majalengka. Karena umurku masih kecil, aku tidur satu ruangan dan satu tempat tidur ama mama dan ayah. Aku masih tidur bareng karena malamnya suka bangun atau "ngalilir" kalo kata orang Sunda. Jadi Mama mesti siap-siap dengan ASI nya. Lagian aku lebih nyaman kalo tidur ama Mama soalnya serasa ada yg jagain, tau sendiri khan tidurku suka guling-guling, muter-muter makanya disediain bantal di tiap pinggirnya. Tapi aman ggak ya kata para ahli soal tidurku ini ? pingin tau ?? ikuti informasinya yukkk !!
Tips Aman dan Nyaman Tidur Bersama Bayi
Oleh : Sari Kartikawati
Bila ingin si kecil tidur di tempat tidurnya sendiri, maka siapkan sebuah ranjang bayi yang nyaman, kuat, dan aman sehingga si kecil dan orangtua dapat sama-sama tertidur dengan lelap. Tapi, bila memutuskan untuk tidur seranjang dengan bayi, sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal penting demi mencegah risiko berbahaya, seperti bayi tertindih atau sindroma kematian mendadak saat tidur.
“Hal paling penting yang harus diingat oleh orangtua ketika berbagi tempat tidur dengan bayinya adalah hal-hal yang bisa membahayakan bayinya. Karerna itu, ketika akan tidur, tanamkan dalam ingatan bahwa bayi Anda berada di tempat tidur bersama Anda,” ujar James McKenna, Ph.D, dokter ahli yang mendalami bidang tidur bersama bayi, Direktur Mother and Baby Behavioral Sleep Laboratory, Notre Dame University, Amerika Serikat.
Pada dasarnya, kata McKenna, ibu dan anak sudah ‘didisain’ untuk tidur bersama, baik dari segi psikologi maupun biologi. Tujuannya antara lain adalah untuk memudahkan ibu dan bayi saat harus menyusui dan menjaga tidur anak di malam hari. “Bayi yang tidur sendiri lebih rentan untuk terkena Sindroma Kematian Mendadak Saat Tidur (Sudden Infant Death Syndrome/SIDS). Ibu yang tidur bersama bayinya justru akan memiliki hubungan emosi yang lebih dekat dengan bayinya. Bayi juga akan merasa nyaman, aman, dapat belajar untuk tidur dalam posisi yang lebih aman dan teratur, juga dapat belajar bernafas yang baik saat tidur,” ujar McKenna. Menurutnya, ibu yang mendampingi bayinya tidur biasanya lebih waspada dalam mengawasi pernafasan dan temperatur bayinya selama tidur dan langsung dapat memberi respon saat terjadi perubahan yang membahayakan.
Menurut Dr. Asril Aminullah, Sp.AK. dari bagian Perinatologi, Ilmu Kesehatan Anak,
FKUI/RSCM, Jakarta, sebenarnya bayi bisa tidur di mana saja. Memang, orangtua
biasanya memilih tidur sekamar bahkan seranjang dengan bayinya karena alasan rasa aman dan praktis. “Jadi, bila tengah malam si kecil terbangun, orangtua bisa langsung menanganinya.” Selain itu, orangtua juga merasa lebih dekat secara batin jika dekat secara fisik dengan bayinya.
“Bayi akan mengetahui keberadaan ibunya dan merasa aman karena ibunya bisa memberikan respon secara emosional dan psikologis dengan baik. Bayi akan bangun lebih sering, namun hanya sebentar saja, jika dibandingkan jika ia tidur terpisah dari ibunya. Hal ini akan membuat bayi tidak bisa tidur dengan nyenyak dan pastinya tidak baik bagi kesehatan bayi,” tambahnya.
Menurut McKenna, kunci paling penting ketika tidur bersama bayi adalah ‘kedua orangtua yang selalu waspada’. “Baik ayah maupun ibu bisa sama-sama belajar memperhatikan posisi tidur bayinya, caranya bernafas, dan lain sebagainya. Carilah posisi yang terbaik bagi bayi, apakah harus berada di tengah kedua orangtuanya, atau berada di salah satu sisi tempat tidur. Hindari tidur di bagian kepala bayi karena berisiko tinggi membahayakan sang bayi. Bagi ibu, sebaiknya tidur di sebelah dan menghadap langsung ke arah bayinya untuk memudahkan saat pemberian ASI.
Selain itu, sebagai langkah pengamanan, tempatkan juga sebuah kasur di bawah tempat tidur untuk menghindari benturan keras ketika bayi terjatuh karena berguling-guling saat tidur. Letakkan juga beberapa bantal di sekitar tempat tidur dan di lantai dekat tempat tidur. Sebaiknya, letakkan juga sebuah bantal di antara ibu dan ayah untuk mencegah ayah berguling dan menindih ibu dan bayinya. “Yang paling utama adalah selalu menjadikan kamar tidur sebagai tempat yang aman bagi bayi saat tidur,” ujarnya. Selain beberapa saran di atas, tips-tips dari beberapa ahli berikut ini bisa menjadi panduan bagi orangtua saat tidur bersama bayinya:
1. Pastikan tempat tidur atau kasur untuk tidur bersama bayi berukuran cukup besar
untuk menampung dua sampai tiga orang. Jika kasur berukuran kecil, sebaiknya hanya ibu yang tidur bersama bayi atau tidurkan bayi di tempat tidur tersendiri.
2. Bayi sebaiknya tidur di tempat yang bersih, lembut, dan bebas dari asap rokok, berada di bawah lampu, berselimut, dan kepalanya tidak tertutup apa pun.
3. Untuk amannya, cermati posisi selimut dan seprai ketika bayi sedang tidur tengkurap. Selimut/seprai yang berantakan bisa menutupi jalan napas bayi hingga meningkatkan risiko terkena SIDS. Bila bayi menggunakan selimut, lipat sisa selimut (pada bagian ujung kaki) ke arah dalam. Lipatan ini berfungsi untuk menahan agar bayi tidak terdorong masuk ke dalam selimut ketika bergerak. Perhatikan batas selimut pada bagian atas sebaiknya tidak melebihi pundak bayi.
4. Kasur sebaiknya dipindahkan ke lantai, tidak perlu menggunakan ranjang, untuk
menghindari bayi yang sudah dapat berguling, terjatuh ketika tidur atau terbangun dan bermain sendirian di tempat tidur.
5. Hindarkan boneka atau banyak bantal dari sekitar bayi. Bayi juga sebaiknya tidak tidur di atas bantal.
6. Jangan tidurkan bayi di sofa, dengan atau tanpa orang dewasa, karena bayi bisa
terguling ke lantai atau terjepit di sofa. Bayi juga jangan ditidurkan di kasur air atau yang berisi biji-bijian. Pilihlah kasur yang agak keras dan rata untuk mencegah gangguan pada pertumbuhan tulang belakang dan otot-ototnya.
7. Hindari ruang sisa antara kasur dengan dinding atau kasur dengan bagian sisi tempat tidur, atau celah sempit antara tempat tidur dengan lemari, atau apa pun yang bisa membahayakan kepala bayi Anda.
8. Bayi berusia satu tahun ke bawah sebaiknya tidak tidur bersama anak yang lain.
9. Orangtua, baik ayah maupun ibu, yang sedang menjalani pengobatan, minum obat tidur, merokok atau mengkonsumsi minuman beralkohol, atau berada dalam keadaan sulit untuk bangun atau kemungkinan tidak akan terbangun selama tidur, sebaiknya jangan tidur bersama bayinya. Begitu pula jika sang ayah termasuk orang yang ceroboh.
10. Ibu yang memiliki rambut panjang sebaiknya mengikat rambutnya untuk menghindari bayinya terjerat rambut ibunya saat tertidur.
11. Orangtua yang mengalami masalah kegemukan, bahkan obesitas, sebaiknya tidak tidur di tempat tidur yang sama dengan bayinya. Baringkan bayinya di kasur atau tempat tidur khusus bayi.
12. Jauhkan tempat tidur bayi dari tirai atau penutup jendela, yang memiliki tali terjuntai, untuk menghindari kemungkinan bayi terjerat saat tertidur.
13. Hindari meletakkan tempat tidur bayi langsung di dekat jendela. Dikhawatirkan sinar dan panas matahari akan langsung menerpa wajah dan tubuh bayi. Atur posisi penyejuk udara sedemikian rupa sehingga "hembusannya" tidak langsung mengenai bayi.
Tips di atas mungkin berhasil dengan baik bagi sebagian orangtua, namun belum tentu berhasil pada lainnya. Yang terpenting adalah orangtua mengerti bahaya yang bisa mengancam keselamatan bayinya saat tidur sendiri maupun bersama orangtuanya, dan segera mencari solusi sebagai tindakan pencegahannya. “Menemani bayi tidur tidak berarti harus bersama dalam satu tempat tidur. Menempatkan ranjang bayi di dekat tempat tidur orangtuanya juga bisa bermakna sama,” ujar McKenna. Ia menyarankan, bila tidak yakin dengan keamanan bayi ketika tidur bersama orangtua, sebaiknya pilihlah ranjang bayi yang bisa didekatkan atau menempel di ranjang orangtuanya sehingga bayi dan orangtua bisa sama-sama tidur dengan aman dan nyaman.
sumber : Inspirekidsmagazine