
Aku sedang tersenyum manis
Tak terasa sembilan bulan perjalanan dalam rahim ibu mu telah kau lewati anaku. Masih teringat ketika ayah dan ibumu dipersatukan oleh Allah Sang Maha Pencipta dalam ikatan pernikahan yang suci, untuk mengikuti sunatullah dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. lelah kami menanti kehadiranmu anaku, sekitar 1,5 tahun kami merindukanmu hadir dalam kehangatan cinta. Alhamdulilah, Allah SWT, Pencipta kita yang Maha Pengasih dan Penyayang memberikan anugrah terindah dan tak ternilai. Kehadiranmu dalam rahim ibu, membawa kebahagiaan yang tak terkira. Selama kehamilan ibumu, engkau termasuk yang tidak rewel, hingga ibumu bisa tidur dan makan dengan nyaman. Seringkali ibumu membawamu ke tempat usaha ayah, dan bahkan membantu ayah dalam mencari rezeki untuk mempersiapkan kehadiranmu. Akhirnya saat yang dinanti itu tiba juga anaku.
Lebih awal dari perkiraan dokter yang memeriksa kandungan ibumu, ibumu mulai merasakan doronganmu yang ingin melihat keindahan dunia ciptaan Allahu Rabbi. Namun di luar perkiraan kita semua, air ketubanmu pecah terlebih dahulu. Hari selasa pagi tanggal 03 Februari 2009 atau 7 Shafar 1430 H, pukul 07.30 pagi ayah dan ibumu mendatangi bidan yang sangat sabar dan telaten, namanya Bidan Ida. Dengan kesabarannya, Bidan Ida mencoba menenangkan kami, bahwa semuanya Insya Allah akan baik-baik saja. Sempat terlintas dalam bayangan ayahmu Nak..apabila ibumu tidak merasakan mulas yang kuat, ayah harus membawa ibumu ke dokter/rumah sakit untuk penanganan yang lebih lanjut. Atas rahmat Allah semua kekhawatiran ayahmu lambat laun mulai berkurang, ditemani dengan Mak Paraji Uun dan Uwa mu, Uwa Enok, ayah dan ibumu berusaha untuk optimis dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar kelahiranmu berjalan dengan normal. Makin sore, ibumu merasakan mulas yang semakin sering dan semakin kuat. Namun engkau belum juga keluar. Ditemani hujan deras yang sejak pagi mengguyur daerah Talaga, ayah terus menemani ibumu, untuk memberi dorongan dan semangat. Namun saat itu tiba-tiba aliran listrik mati. Hanya bekal senter dan Neon batre yang menjadi penerang ruangan saat itu. Listrik akhirnya kembali menyala saat Adzan Sholat Isya. Saat itulah ibumu merasakan kuatnya dorongan mu untuk keluar. Dengan seluruh kekuatan yang ada, ibumu berusaha untuk kuat, Ayah selalau disamping ibumu, Ayah ingin melihat kehadiranmu di dunia dengan mata kepala sendiri. Namun saat-saat terakhir, setelah setengah badanmu keluar, ibumu kekurangan tenaga, sampai Bidan Ida meloncat ke ranjang untuk mencoba mengeluarkanmu. Tenaga ibumu saat itu sudah terkuras habis. Alhamdulilah di saat yang genting itu Mak Paraji Uun menyuruh ibumu untuk batuk secara sengaja, untuk memberikan dorongan kepadamu agar bisa keluar. Sedikit-sedikit dari mulai kepala, tangan, perut sampai akhirnya kaki ayah lihat. Alhamdulillah engkau keluar dengan selamat. Sujud syukur ayah kepada Sang Maha Pencipta.Engkau terlahir dengan sehat, ibumu melahirkan seorang putri yang cantik dengan berat badan 3,2 kg panjang 48 cm berkulit putih bersih dan berambut banyak. Ayah memberimu nama RAISA AQILA FARADINA. Raisa berarti pemimpin asal kata Raisatun > Raisah > Raisa. Aqila berarti berakal atau pandai.Fara berarti kegembiraan asal kata Farhah > Farha > dimodifikasi menjadi Fara. Dina merupakan singkatan nama ayah Diendien dan nama ibu Nia. Namamu bisa diartikan pemimpin yang berakal/pandai dan pembawa kegembiraan Diendien dan Nia (ayah ibumu). Ayah dan ibumu berharap engkau menjadi seorang yang bisa memimpin, memimpin diri sendiri dan orang lain, untuk selalu berjalan di jalan yang diridhai Allah SWT. Amiin.
Terusin......